LAPORAN
PRAKTIKUM
EKOLOGI
TUMBUHAN
SUKSESI
Disusun Oleh :
Nama : Siska Rian Noviyani
NIM : 131630538
Kelas : BIOLOGI
IV B
Kelompok : 6 ( Enam )
LABORATORIUM
TERPADU
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan
bukan hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti
lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat
beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan
hutan sebagai habitatnya. Terutama terdapat berbagai macam vegetasi. Vegetasi
adalah berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu
ekosistem.
Keseimbangan ekosistim hutan sering terganggu baik
oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan
manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan permasalahan.
Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan, atau
merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat pemukiman telah
merubah habitat hutan asli Secara alamiah hutan-hutan yang mendapat gangguan
(kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui
tahap-tahap suksesi.
Suksesi ekologi adalah konsep yang
mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam
struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat
terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak
dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati
yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan. Kasus
yang pertama sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus kedua
disebut sebagai suksesi sekunder. Dengan demikian suksesi ekologi adalah suatu
proses perubahan komponen-komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu
tertentu. Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan
berkembang dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies
dominan) hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak spesies yang
interdependen) selama beberapa generasi.
Bersarkan paparan diatas maka dapat
praktikum kali ini yakni untuk memaparkan, atau untuk merincikan tentang
suksesi. Baik suksesi primer maupun suksesi sekunder. Dan bertujuan agar
praktikan lebih mengetahui lagi mengenai suksesi sekunder dan primer, terutama
suksesi primer karena pembahasan praktikum yang telah dilakukan iyalah tentang
suksesi primer. Yang bermanfaat bagi praktikan agar lebih mengetahui tentang
perbedaan antara suksesi primer dan sekunder serta mengetahui tahap-tahap dari
suksei itu sendiri.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan untuk pengamatan ini adalah :
1. Untuk mengetahui perubahan yang
terjadi dalam suatu komunitas sebagai akibat terjadinya suksesi
2.
Membedakan
antara suksesi primer dan sekunder
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Bagaimana perubahan yang terjadi
dalam suatu komunitas sebagai akibat terjadinya suksesi?
2. Apa perbedaan antara suksesi primer
dan sekunder?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hutan
Hutan merupakan sumberdaya alam yang
tidak ternilai karena didalamnya terdapat keanekaragaman hayati sebagai sumber
plasma nutfah, sumber hasil hutan berupa kayu dan nonkayu, pengatur tata air,
pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata, dan sebagainya.
Namun gangguan terhadap sumberdaya hutan terus berlangsung bahkan intensitasnya
semakin meningkat dari tahun ketahun (Bambang,
2011).
Keseimbangan ekosistim hutan sering
terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku
atau tindakan manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan
permasalahan. Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan,
atau merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat pemukiman
telah merubah habitat hutan asli Secara alamiah hutan-hutan yang mendapat
gangguan (kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah
melalui tahap-tahap suksesi (Bambang, 2011).
2.2 Pengertian Suksesi Ekologi
Suksesi ekologi adalah konsep yang
mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam
struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi
dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya
tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas
hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan
hutan. Kasus yang pertama sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan
kasus kedua disebut sebagai suksesi sekunder. Dengan demikian suksesi ekologi
adalah suatu proses perubahan komponen-komponen spesies suatu komunitas selama
selang waktu tertentu. Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem
biasanya akan berkembang dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya
beberapa spesies dominan) hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak
spesies yang interdependen) selama beberapa generasi (Sutomo, 2009).
Seorang ahli biologi menyatakan bahwa
suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung
bertahap- tahap dalam waktu yang lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli
ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa suatu komunitas adalah
merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. Organisme dalam suatu
komunitas saling berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan yang
saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi
kehidupan organisme (Irwan, 2002).
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu
bentukkomunitas klimaks. Komunitas klimaks
adalah suatu komunitas terakhir dan
stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan,
yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan
dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Arianto,
2008).
Beberapa ahli mengatakan bahwa proses suksesi selalu
progresif artinya selalu mengalami kemajuan, sehingga membawa pengertian
kepada dua hal, yaitu (Wirakusumah, 2003). :
1. Pergantian progresif
pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat yang
ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.
2. Pergantian progresif
dalam bentuk pertumbuhan (life form).
Namun demikian perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa
mencakup hilangnya jenis-jenis tertentu dan dapat pula suatu penurunan
kompleksitas struktural sebagai akibat dari degradasi setempat. Keadaan seperti
itu mungkin saja terjadi misalnya hilangnya mineral dalam tanah. Perubahan
vegetasi seperti itu dapat dikatakan sebagai suksesi retrogresif atau regresi
(suksesi yang mengalami kemunduran) (Wirakusumah, 2003). ).
2.2 Tahap-Tahap Suksesi
6 sub komponen
dalam proses suksesi yaitu (Michael, 2005):
1. Nudasi : terbukanya
lahan, bersih dari vegetasi
2. Migrasi : tersebarnya
biji
3. Eksesis : proses
perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4. Kompetisi : adanya
pergantian spesies
5. Reaksi : perubahan
habitat karena aktivitas spesies
6. Klimaks : komunitas
stabil
Proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi
lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat
berlangsung selama seratus tahun. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut (Michael, 2005):
1. Luas komunitas asal
yang rusak karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan
yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar
benih.
4. Iklim, terutama arah
dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta
curah hujan.
5. Jenis substrat baru
yang terbentuk
6. Sifat – sifat jenis
tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
2.3 Macam-Macam Suksesi
Berdasarkan kondisi habitat pada
awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi yaitu (Odum, 2006)
:
1. Suksesi Primer
Suksesi primer
terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas
awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut
dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara
alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di
muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan
penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi primer
ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak
mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan
diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya
nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks.Benih
yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh
rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai
memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi
komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan.
Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa
tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan
senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya
terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap
perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu
peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang
tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi
sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
Gangguan yang
menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau
akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir,
kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan.
Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal
hutan.
Adapun
tahapan-tahapan suksesi sekunder yaitu (Odum, 2006):
1. Fase permulaan
Setelah
penggundulan hutan, dengan sendirinya hampir tidak ada biomasa yang tersisa
yang mampu beregenerasi. Tetapi, tumbuhan herba dan semak-semak muncul dengan
cepat dan menempati tanah yang gundul.
2. Fase awal/muda
Kurang dari
satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh jenis-jenis pohon
pionir awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang
cepat, kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun
berukuran besar yang sederhana, relatif muda/cepat mulai berbunga, memproduksi
banyak benih-benih dorman ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung,
tikus atau angin, masa hidup yang pendek (7- 25 tahun), berkecambah pada
intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang luas. Kebutuhan cahaya
yang tinggi menyebabkan bahwa tingkat kematian pohon-pohon pionir awal pada
fase ini sangat tinggi, dan pohon-pohon tumbuh dengan umur yang kurang lebih
sama. Walaupun tegakan yang tumbuh didominasi oleh jenis-jenis pionir, namun
pada tegakan tersebut juga dijumpai beberapa jenis pohon dari fase yang
berikutnya, yang akan tetapi segera digantikan/ditutupi oleh pionir-pionir awal
yang cepat tumbuh.
3. Fase Dewasa
Setelah
pohon-pohon pionir awal mencapai tinggi maksimumnya, mereka akan mati satu per
satu dan secara berangsur-angsur digantikan oleh pionir-pionir akhir yang juga
akan membentuk lapisan pohon yang homogen. Secara garis besar,
karakteristik-karakteristik pionir-pionir akhir yang relatif beragam dapat
dirangkum sebagai berikut: Walaupun sewaktu muda mereka sangat menyerupai
pionir-pionir awal, pionir-pionir akhir lebih tinggi, hidup lebih lama (50-100
tahun), dan sering mempunyai kayu yang lebih padat.
Pionir-pionir
akhir menggugurkan daun dan memiliki biji/benih yang disebarkan oleh angin,
yang seringkali dorman di tanah dalam periode waktu yang sangat lama. Mereka
bahkan dapat berkecambah pada tanah yang sangat miskin unsur hara bila terdapat
intensitas cahaya yang cukup tinggi. Jenis-jenis pionir akhir yang termasuk
kedalam genus yang sama biasanya dijumpai tersebar didalam sebuah daerah
geografis yang luas.
Dalam akhir
fase, akumulasi biomasa berangsur-angsur mengecil secara kontinyu. Dalam
hutan-hutan yang lebih tua, biimasa yang diproduksi hanya 1- 4.5 t/ha/tahun.
Setelah 50-80 tahun, produksi primer bersih mendekati nol. Sejalan dengan
akumulasi biomasa yang semakin lambat, efisiensi penggunaan unsur-unsur hara
akan meningkat, karena sebagian besar dari unsur-unsur hara tersebut sekarang
diserap dan digunakan kembali. Sebagai hasil dari keadaan tersebut dan karena
adanya peningkatan unsur hara-unsur hara yang non-fungsional pada lapisan
organik dan horizon tanah bagian atas, maka konsentrasi unsur-unsur hara pada
biomasa.
Faktor-faktor
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi kategori yaitu (Odum, 2006),:
1. Iklim
a. Curah hujan
Curah hujan
menentukan ketersediaan air untuk pertumbuhan dan proses-proses penting lainnya
pada vegetasi). Air merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan
tipe vegetasi. Air dapat mengubah kadar garam tanah sehingga dapat mempengaruhi
vegetasi suatu daerah. Jumlah hujan yang turun berlainan antara suatu daerah
dengan daerah lainnya, tergantung dari beberapa faktor yaitu topografi, letak
daerah dan letak geografis.
b. Suhu
Suhu di daerah
tropika tidak pernah turun sampai titik beku dan kebanyakan berkisar antara
200°C dan 280°C. Suhu tropika yang tinggi disebabkan oleh sudut jatuh pancaran
surya yang hampir tegak. Perubahan tahunan panjangnya hari yang hanya kecil,
dan kapasitas bahan dalam lautan dan tanah. Suhu yang tinggi pada daerah
tropika kebanyakan disebabkan oleh suhu minimum yang lebih tinggi dan tidak
dipengaruhi suhu maksimumnya yang dekat di khatulistiwa mencapai kira-kira
300°C.
c. Kelembapan
Kelembaban
udara dipengaruhi oleh temperatur, yaitu apabila suhu turun menyebabkan
kelembaban relatif bertambah, sedangkan jika suhu naik maka kelembaban akan
berkurang. Kelembaban dan suhu juga mempengaruhi dalam menentukan daerah
distribusi tumbuhan terutama pepohonan.
d. Angin
Pengaruh angin
terhadap vegetasi cukup penting. Angin memberikan pengaruh terhadap konfigrasi,
distribusi tumbuhan dan juga mempengaruhi faktor ekologi lainnya seperti
kandungan air dalam udara, suhu di suatu tempat melalui pengaruhnya terhadap
penguapan. Angin juga mempengaruhi secara langsung vegetasi yaitu dengan
menumbangkan pohon-pohon atau mematahkan dahan-dahan atau bagian-bagian lain.
e. Cahaya
Cahaya juga
memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi dan pembungaan tumbuhan.
Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan faktor pembatas, dan jumlah cahaya
yang menembus melalui sudut hutan akan tampak menentukan lapisan atau tingkatan
yang terbentuk oleh pepohonan.
2. Fisiologis
Fisiologi yaitu
meliputi faktor topografi berurusan dengan corak permukaan daratan dan mencakup
ketinggian, kemiringan tanah, lapis alas geologi yang mempengaruhi pengirisan,
pengikisan dan penutupan. Berbagai corak permukaan tanah itu berpengaruh pada
sifat dan sebaran komunitas tumbuhan.
3. Edatik
Tanah membentuk
lingkungan untuk sistem akar yang rumit pada tumbuhan dan bagian bawah tanah
lainnya seperti rhizoma, subang dan umbi lapis maupun untuk sejumlah jasad
tanah. Tanah juga secara terus menerus menyediakan air dan garam mineral. Dapat
berdiri tegaknya tanaman di atas tanah merupakan masalah yang peka. Beberapa
jenis tanaman tidak dapat tumbuh pada pada tanah jenis tertentu kecuali jika
pohon itu telah tersesuaikan secara khusus.
4. Biotik
Meliputi
pengaruh jasad kehidupan baik hewan maupun tumbuhan. Pengaruh itu dapat
langsung ataupun tidak langsung dan dapat merugikan atau menguntungkan tumbuhan
tersebut. Di dalam hutan banyak terdapat tumbuhan, komunitas tersebut
berinteraksi satu sama lain dan menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungannya.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum Ekologi Tumbuhan tentang
Suksesi dilaksanakan pada tanggal 11
April 2015, pada pukul 15.30- selesai wib, bertempat di Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
3.2
Alat
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan alat-alat yang digunakan yakni laptop, infokus.
3.3
Bahan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
bahan-bahan yang digunakan yakni video
3.4
Cara Kerja
1. Praktikan
mencari video tentang suksesi yang berbeda dengan kelompok lain.
2. Praktikan
mempelajari dan memahami isi video tersebut termasuk pengertian suksesi,
macam-macam suksesi dan tahap-tahap suksesi.
3. Praktikan
menyiapkan bahan dan alat yang menunjang saat melakukan dipresentasikan.
4. Praktikan
mempresentasikan video yang telah dipelajari kepada asisten dan kepada
praktikan-praktikan yang lainnya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Pembahasan
Komposisi spesies dalam komunitas akan
bervariasi sepanjang waktu dimana di beberapa tempat kelimpahan spesiesnya
menurun, sedangkan yang lain meningkat. Beberapa gangguan mungkin hanya
merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti
yang penting. Gangguan yang lainya mungkin sangat besar /kuat sehingga
mempengaruhi sistem secara keseluruhan, yang dapat menimbulkan perubahan pada
komunitas awal.
Proses perubahan dalam
komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses perubahan ini akan membentuk suatu komunitas baru yang akan
mengganti komunitas lama yang telah rusak karena adanya gangguan tadi. Proses
suksesi tumbuhan dimulai segera setelah terbentuknya area daratan yang mampu
menunjang tumbuhan yang dibentuk. Kecenderungan untuk semua suksesi tumbuhan
berakhir dalam komunitas klimaks yang disebut konvergensi.
Dikatakan bahwa dalam tingkat
klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa
komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari
tanggap (respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap
kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal
komunitas.
Seorang
ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah
perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap
dalam waktu yang lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang
adalah pandangan yang mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu
gabungan dari beberapa organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling
berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan
disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan organism.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat
dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk
habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia.
Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan
endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi).
b.Suksesi sekunder
Suksesi
sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan /
substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap
awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya
suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan
manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon
besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan
oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
Berdasarkan praktikun yang telah
dilakukan yakni tentang mempresentasikan video yang telah didapat yakni tentang
video suksesi primer. Dapat diketahui bahwa suksesi primer adalah suksesi yang
dimulau dari tempat yang tidak memiliki vegetasi dan lama kelamaan dalam waktu
yang cukup lama maka akan terbentuk vegetasi yang klimaks (komunitas klimaks
atau stabil). Komunitas klimaks atau stabil adalah suatu
komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan
dengan lingkungannya. Komunitas klimaks
ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu
komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan
dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan tahapan suksesi primer yakni terdapatnya lahan
kosong ( tahap nudasi ). Kemudian lahan kosong tersebut terdapat batu dan karena
factor abiotik terutama factor dari angin menyebabkan spora atau biji tersebar
( tahap migrasi ), dari praktikum yang telah dilakukan biji yang tersebar
disini berupa spora dari lichens kemudian biji tersebut menempel atau terjatuh
tepatnya pada batu. Setelah spora lichens hinggap pada batu, kemudian spora
tersebut tumbuh, karena lichens memiliki adaptasi lingkungan yang cukup tinggi
menyebabkan lichen dapat hidup pada batu maupun pada daerah yang beriklim
ekstrim. Lichens merupakan tanaman piuner, yankni tanaman perintis atau tanaman
awal yang memulai terbentuknya vegetasi. Setelah lichens tumbuh pada batu
kemudian lichens tersebut menghasilkan senyawa asam yang mulai merusak batu
atau melapukkan batu . Licheses bergabung dengan tanaman kecil dan lumut yang
dapt tumbuh dibebatuan tersebut. Kemudian serangga dan binatang kecil mulai
mendatangi tempat tersebut untuk mencari makan dan untuk bertenpat tinggal.
Selanjutnya batu terus mengalami pelapukan oleh senyawa asam yang dihasilkan
oleh lichens dan tanah sederhana mulai terbentuk dengan suhu dan kelembaban
tertentu. Lumut kerak yang
mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi
zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien padatanah sederhana sehingga
terbentuk tanah yang lebih kompleks. Kemudian setelah tanah mulai terbentuk, tumbuhlah tanaman
seperti tanaman paku (pakis). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
setelah tanaman pakis tersebut tumbuh, dan karena tanah yang ada pada area
tersebut juga sudah mulai baik maka tumbuh juga rumput serta tanaman lainnya
seperti bunga. Setelah berbagai tumbuhan seperti paku, rumput dan tumbuhan
bunga hidup pada area tersebut, maka terjadilah kompetisi antar tanaman untuk
tetap bertahan hidup yang disebut tahap kompetisi. Tanaman yang tidak dapat
bertahan hidup akan mati dan akan menjadi unsure yang juga membuat tanah pada
area tersebut menjadi lebih baik lagi. Kemudian serangga serta hewan baru mulai
datang untuk mencari makan pada tanaman dan bunga yang ada pada area tersebut.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, selanjutnya terjadilah perubahan
habitat yang ada pada lahan kosong tadi yang dikarenakan oleh aktivitas spesies
atau aktivitas makhluk hidup yang tinggal pada area tersebut yang disebut
dengan tahap reaksi. Kemudian setelah tanaman seta organism tadi terdapat pada
area tersebut, maka organism serta tanaman tadi mulai tumbuh terus menerus,
seperti tumbuhnya atau berkembangnya tanaman tadi dan mulai tumbuhlah pepohonan
serta juga mulai berkembangnya makhluk hidup yang ada pada area tadi dan juga
mulai datang makhluk hidup lainnya seperti rusa, burung dan hewan lainnya. Yang
kemudian hewan tersebut membangun habitat baru dan lingkungan bagi spesies baru
dan juga area tadi sudah mulai atau lebih lengkap tumbuhan serta hewannya dan
tahap ini biasa disebut dengan tahap klimaks. Yang ditandai dengan tercapainya
homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan
kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem
secara keseluruhan.
ciri-ciri dari suksesi Primer, antara lain :
1. Berkembang pada sustrat
baru
2. Terbentuk vegetasi baru
3. Ekosistem awal habis
total
Berdasarkan pengamatan tentang suksesi
yang telah dilakukan. Walau praktikan tidak mengamati tentang suksesi sekunder.
Praktikan akan membahas sedikit tentang suksesi sekunder. Suksesi sekunder terjadi jika suatu
gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas
tersebut sehingga masih terdapat kehidupan atau substrat seperti sebelumnya.
Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Misalnya seperti penebangan pohon disalah satu kawasan hutan
di Indonesia. Dalam penebangan pohon tersebut, pohon ditebang tidak habis
sampai ke substratnya. Melainkan masih tertinggal substrat yang akan
menyebabkan tumbuhnya komunitas pohon yang baru tetapi komunitas pohon yang
baru tersebut merupakan komunitas pohon yang sama dengan komunitas pohon
sebelumnya. Dan setelah komunitas menjadi kompleks, maka hutan yang ada
dikawasan ini disebut dengan hutan sekunder.
Berdasarkan
praktikum yamg telah dilakukan, perbedaan antara suksesi sekunder dan suksesi
primer adalah. Jika suksesi primer disebabkan oleh bencana alam yang dapat
membuat semua area tersebut menjadi kosong dan tidak terdapat satupun komunitas
yang ada pada area tersebut. Sedangkan suksesi sekunder disebabkan oleh bencana
maupun ulah tangan manusia tapi tidak sampai menghabiskan komunitas maupun
vegetasi yang ada pada area tersebut, melainkan masih ada substrat yang
tertinggal. Kemudian pada suksesi primer dimulai dengan tumbuhan piuner.
Sedangkan pada suksesi sekunder tidak di mulai dengan tanaman piuner, melainkan
langsung tumbuh tanaman yang tersisa dari substrat tanaman sebelumnya. Dan
apabila suskesi primer telah mencapai pada komunitas yang klimaks, maka
hutannya disebut dengan hutan primer. Sedangkan pada suksesi sekunder apabila
telah mencapai pada komunitas klimaks, maka hutannya disebut dengan hutan
sekunder.
Faktor yang mempengaruhi proses suksesi,
yaitu: luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan, jenis-jenis tumbuhan di
sekitar ekosistem yang terganggu,
kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut,
iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan, serta jenis substrat baru yang terbentuk. Dapat pula disebabkan oleh faktor penyebaran bibit tanaman dengan bantuan angin sehingga dapat tumbuh di tempat itu. Selain faktor tadi, masih ada berbagai faktor lain yang turut menentukan rentan suksesi misalnya kompetisi Kompetisi antar spesies tunggal untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia sangat menentukan jenis spesies baru yang menghuni komunitas baru.
kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut,
iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan, serta jenis substrat baru yang terbentuk. Dapat pula disebabkan oleh faktor penyebaran bibit tanaman dengan bantuan angin sehingga dapat tumbuh di tempat itu. Selain faktor tadi, masih ada berbagai faktor lain yang turut menentukan rentan suksesi misalnya kompetisi Kompetisi antar spesies tunggal untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia sangat menentukan jenis spesies baru yang menghuni komunitas baru.
Selama proses suksesi akan
terjadi perubahan yang mengarah kepada perkembangan atau kemajuan kondisi
habitat yang mendukung terbentuknya komunitas baru. Beberapa perubahan itu
antara lain:
a. Adanya perkembangan sifat substrat (tanah)
b. Adanya peningkatan densitas, tinggi tumbuhan,
dan struktur komunitas yang semakin kompleks
c. Adanya peningkatan produktivitas komunitas
sejalan dengan perkembangan sifat substrat
d. Adanya peningkatan jumlah spesies organisme
sampai tahap tertentu dalam proses suksesi
e. Adanya peningkatan pemanfaatan sumber daya
lingkungan sesuai (sejalan) dengan peningkatan jumlah spesies organisme
f. Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami
lakukan yakni:
1. Suksesi
adalah proses perubahan yang terjadi pada suatu
ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama.
2. Suksesi yang praktikan amatti yakni mengenai suksesi primer,
dimana suksesi tersebut bermula dari lahan yang kosong (tahap nudasi), kemudian
terjadi persebaran biji tumbuhan perintis atau piuner yani lichens (tahap
migrasi), kemudian mulai tumbuh berbagai macam tanaman dan terjadi kompetisi
antar tanaman (tahap kompetisi), selanjutnya mulai berdatangan berbagai spesies
yang melakukan aktivitas pada area tersebut yang menyebabkan perubahan pada
area tersebut (tahap reaksi). Dan selanjunya mulai tumbuh berbagai tanaman
maupun pohon dan mulai banyak hewan yang tinggal diarea tersebut yang
menyebabkan komunitas menjadi lebih komples dan stabil (tahap klimaks).
5.2
Saran
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan sebaiknya praktikan lebih serius lagi dalam melakukan praktikum
tentang suksesi, dan praktikan juga diharapkan lebih seirus dalah
mempresentasikan hasil dari pengmatan tentang suksesi, baik suksesi primer
maupun seuksesi sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar