Minggu, 22 November 2015

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF

PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT 1:
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif.

II. Dasar Teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton polihidroksil atau turunannya selain itu, karbohidrat disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang disebut oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein (Poedjiadi, 2006).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen, yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). senyawa ini pernah disangka “ hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbonn” merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya polihidroksi al-dehida dan keton atau keturunan dari mereka. (Ngili, 2009).

Didalam makanan, terdapat 2 kelompok besar karbohidrat yaitu (Sediaoetama, 1985):
1. karbohidrat yang tersedia (available carbohydrate) yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan diserap sebagai karbohidrat di dalam tubuh. Bentuk karbohidrat ini meliputi monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida b- glukan.
2. Karbohidrat yang tidak tersedia (unavailable carbohydrate) yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis sehingga tidak dapat diserap. Bentuk karbohidrat yang termasuk kelompok ini adalah oligosakarida (rafinosa), disakarida (laktolosa), polisakarida b-glukan dan serat.
Sedangkan menurut struktur atau jumlah molekulnya karbohidrat terbagi menjadi (Sediaoetama, 1985) :
1. Monosakarida terdiri dari 2 golongan yaitu aldosa dan ketosa. Contoh dari monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, mannosa, fruktosa dan sorbosa.
2. Oligosakarida polimer dari 2-10 monosakarida, jika lebih dari 10 unit monogliserida, disebut polisakarida. Contoh dari oligosakarida yaitu
a. Disakarida, terdiri dari dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Contoh : laktosa, maltosa, dan sukrosa.
b. Trisakarida contohnya raffinosa dan melezitosa.
c. Tetrasakarida, contohnya stakhiosa.
3. Polisakarida, terdapat dua jenis yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Contoh : pati, selulosa, gum, pectin, inulin dll.
Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Metode Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif. (Sumanto, 1995)
penelitian kualitatif adalahmenemukan teori dan data. Peranan teori baru atau verifikasi teori baru akantampak sewaktu analisis data ini mulai dilakukan. Tahapan analisis datamerupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dengan tahapan-tahapan lainnya.Data primer dan sekunder dianalisis secara kualitatif, melalui verstehen atau interpretasi atau juga disebut dengan tafsir. Data kualitatif adalah data yang nonangka, yaitu berupa kata, kalimat,pernyataan dan dukumen. Jenis data kualitatif dianalisis dengan menggunakanteknik kualitatif. (Sumanto, 1995)

Uji-uji yang akan dilakukan saat praktikum yakni (Sumanto,1995):
1. Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Prinsipnya yakni Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H₂SO₄ dengan hati-hati melalui dinding tabung agartidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
2. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Prinsip kerjanya dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknyaendapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
3. Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna merah bata. Prinsip kerjanya Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan ujidicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkandengan monosakarida menghasilkan endapan Cu₂O berwarna merah bata.
4. Uji seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketos. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah bata. Sedangkan jika berubah warna menjadi kuning berarti tidak menunjukkan adanya karbohidrat dalam sampel tersebut . uji seliwanoff dilakukan dengan cara melarutkan 0,05 gr resoresional dalam 100 mL HCL encer. Prinsip kerjanya yakni Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkandengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan denganterbentuknya larutan berwarna merah orange.
5. Uji Iodium
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Prinsip kerjanya yakni Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
6. Uji moore
Prinsip percobaan uji Moore adalah berdasarkan oksidasi dan pemanasan senyawa karbohidrat menghasilkan senyawa komplek berwarna coklat dengan bau yang khas (bau karamel). Uji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan gugus -OH.
III. Alat dan Bahan
III.1. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Batang pengaduk Sedang 4
2 Corong gelas Sedang 6
3 Gelas beaker 200 mL 6
50 mL 6
4 Gelas ukur 100 mL 4
50 mL 6
5 Kaca arloji Sedang 4
6 Neraca analitik Sedang 1
7 Penangas air Sedang 1
8 Penjepit kayu Sedang 6
9 Pipet tetes Sedang 6
10 Spatula Sedang 4
11 Tabung reaksi Sedang 12

III.2. Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi jumlah
1 Air - 400 mL
2 Larutan a-naftol - 10 gr
3 Larutan asam sulfat pekat - -
4 Larutan amilum - 10 mL
5 Larutan fruktosa - 10 mL
6 Larutan glukosa - 10 mL
7 Larutan sukrosa - 10 mL
8 Padatan CuSO₄ - 1,73 gr
9 Padatan I₂ - -
10 Padatan kalium natriun tatrat - -
11 Padatan KI - 1 gr
12 Padatan natrium sitrat - 17,3 gr
13 Padatan Na₂CO₃ - -











IV. Prosedur Kerja
IV. 1. Pembuatan Reagen
a. Pembuatan reagen moore



Dilarutkan dalam hingga volume mencapai 100 mL.


b. Pembuatan reagen seliwanoff


Dilarutkan dalam (satu bagian yang telah dicampurkan dengan 2 bagian


c. Pembuatan reagen barfoed

Dilarutkan dalam
ditambahkan


d. Pembuatan reagen molish

Dilarutkan dalam



e. Pembuatan reagen benedict

Dilarutkan dalam
Diaduk dan disaring
+ Yang telah dilarutkan dalam
Kedua larutan dicampur kemudian ditetapkan hingga 100 mL

f. Pembuatan reagen iodium

Dilarutkan dalam
+ Dan diaduk
+ Hingga volumenya tepat 100mL


IV. 2. Pengujian
a. Uji moore

Dimasukkan dalam
+
Dipanaskan dalam selama 5 menit
Diamati perubahan warna dan bau




b. Uji seliwanoff

Dimasukkan dalam
+
Dipanaskan 30-60 detik
Diamati perubahan warna yang terjadi

c. Uji barfoed

Dicampurkan dengan dalam
Dipanaskan dalam selama 5 menit
Diamati perubahan warna dan endapan

d. Uji molisch

Disiapkan dalam
+ Dan diaduk
+ Melalui dinding tabung
Diperhatikan dan dicatat warna dan bentuk pada bidang batas kedua latutan





e. Uji benedict

Dicampur dengan dalam
Diaduk dan dididihkan pada
Diperhatikan dan dicatat hasilnya


f. Uji iodin

Dimasukkan dalam
+
Diamati perubahan warnanya



V. Table Pengamatan
No Perlakuan pembuatan reagen Hasil
1 Pembuatan reagen moore
- 10 gr NaOH dilarutkan dalam air hingga volumenya mencapai 100 mL
2 Pembuatan reagen seliwanoff
- - 0,05 gr resoresional dilarutkan dalam 100 mL HCL encer (satu bagian HCL pekat yang telah dicampurkan dengan 2 bagian akuades)
3 Pembuatan reagen barfoed
- - 13,3 gr tembaga (II) asetat dilarutkan dalam 200 mL akuades dan disaring.
- - ditambah 1,9 mL asam asetat glasial
4 Pembuatan reagen molisch
- - 10 gr a-naftol dilarutkan dalam 100 mL 95 % etanol
5 Pembuatan reagen benedict
- - 17,3 gr dan 100 gr Na₂CO₃ dilarutkan dalam 30 mL air diaduk dan disaring
- - ditambah 1,73 gr CuSO₄ yang telah dilarutkan dengan 10 mL air
- - kedua larutan dicampurkan dan ditetapkan hingga 100 mL
6 Pembuatan reagen iodium
- - 1 gr KI dilarutkan dalam 10 mL air
- - ditambah 0,25 gr iodine dan diaduk
- - ditambah air hingga volumenya tepat 100 mL




No Perlakuan pengujian sampel hasil
1 Uji moore
- - 3 mL larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 1 mL reagen moore
- - dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit dan diamati
2 Uji seliwanoff
- - 3 mL reagen seliwanoff dimasukkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 3 tetes larutan sampel dan dipanaskan selama 30-60 detik dan diamati
3 Uji barfoed
- - 3 mL reagen barfoed dicampur dengan 1 mL larutan sampel kedalam tabung reaksi
- -dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit dan diamati
4 Uji molisch
- - 1 mL larutan sampel disiapkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 3 tetes reagen molisch dan diaduk
- - ditambah 1 mL larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung dan diamati.
5 Uji benedict
- - 1 mL larutan sampel dicampur dengan 1 mL reagen benedict dalam tabung reaksi
- - diaduk dan dididihkan padapenangas air mendidih selama 3 menit dan diamati
6 Uji iodine
- - 2 mL larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 2 tetes reagen iodium dan diamati









DAFTAR PUSTAKA
Almatsier.S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta UI-Press.
Sediaoetama.A,D . 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa. Jakarta : PT Dian Rakyat.
Sumanto,dkk.1995. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar