Senin, 23 November 2015

Way Back Into Love

                                                                               Way Back Into Love
I’ve been living with a shadow over headI’ve been sleeping with a cloud above my bedI’ve been lonely for so longTrapped in the past I just can’t seem to move onI’ve been hiding all my hopes and dreams awayJust in case I ever need ‘em again somedayI’ve been setting aside timeTo clear a little space in the corners of my mind
All I wanna do is find a way back into loveI can’t make it true without a way back into loveOh oh
I’ve been watching but the stars refuse to shineI’ve been searching but I just don’t see the signsI know that it’s out thereThere’s gotta be something for my soul somewhereI’ve been looking for someone to shed some lightNot somebody just to get me through the nightI could use some directionAnd I’m open to your suggestions
All I wanna do is find a way back into loveI can’t make it through without a way back into loveAnd if I open my heart againI guess I’m hoping you’ll be there for me in the end
There are moments when I don’t know if it’s realOr if anybody feels the way I feelI need inspiration not just another negotiation
All I wanna do is find a way back into loveI can’t make it through without a way back into loveAnd if I open my heart to youI’m hoping you’ll show me what to doAnd if you help me decide againYou know that I’ll be there for you in the endoh oh oooo

cerita ku

TAKDIRKU
Seorang gadis mengerjapkan matanya saat cahaya matahari pagi menerpa wajahnya. Diapun bangun dari tempat tidurnya. Melangkahkan kakinya untuk membuka jendela kamarnyaIa pun Merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal dan menghirup udara pagi itu sebanyak-banyaknya…
“Alhamdulillah, selamat pagi dunia, bismillah …….. ^^” ujarnya.
Dia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Memulai persiapan untuk pagi ini. Mengingat bahwa pagi ini dia harus berangkat kuliah. Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi. Diapun melangkahkan kakinya menuju lemarinya. Memilih baju yang cocok untuk dia pakai hari ini. Setelah dirasa semua perlengkapan untuk kuliah perdananya lengkap, ia pun keluar kamar memulai aktifitas pertama dengan membuat sarapan dan membantu orangtuanya membereskan rumah.

“Takdir. Adakah yang mempercayai hal itu, sebuah kata yang menentukan bagaimana jalan kehidupan manusia. Dalam sebuah takdir tidak ada kata kebetulan, semuanya berjalan atas ketentuan takdir, dan semua orang harus mempercayainnya.”

Siska Rian Noviyani, atau yang akrab dipanggil siska, putri bungsu dari bapak Sukirman dan Ibu Rubiyah, yang merupakan mahasiswi baru pendidikan biologi di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Alas an ia masuk ke universitas muhammadiyah Pontianak adala pertama karna tidak diberi izin untuk kuliah diJogja, danalasan yang kedua karna  tidak di terima di salah satu perguruan negri yang ada di Pontianak, serta alas an yang ketiga adalah Universitas Muhammadiyah Pontianak merupakan rekomendasi dari kakaknya. Alas an yang terakhir karna itu merupakan takdirnya, untuk menempuh jenjeng pendidikan yang lebih tinggi memalaui perantara Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, siska meminta izin  kepada kedua orangtuanya untuk berangkat kuliah.
“berangkat dulu, mak-pak, Assalamulaikum” ujarnya sambil menciun kedua tangan orangtuanya.
“waalaikumsalam. Hati-hati, gak usah ngebut naik motornya” ujar kedua orangtua siska.
Karna perjalanan antara rumah dan kampusnya jauh, bahkan memakan waktu hingga 1 jam perjalanan. Siska menyisati dengan berangkat kekampus lebih awal. Setibanya dikampus ia pun menunggu salah satu temannya yakni Fidiya Dawianti atau yang akrab dipanggil Fidiya.

“fidiya, dimana kelas kita” ujar siska
“tunggu dulu, liat KRS dulu, kan nada ruangannya disitu” ujar fidiya, sambil membuka tas dan mengambil lembar KRS untuk melihat ruangan.
“lantai tiga, ruang 309” ujar fidiya.

Setelah keduanya sampai dikelas dan memilih temopat duduk. Keduanya saling bertukar cerita sambil menunggu jam kuliah dimulai. Setelah waktu perkuliahan pertama dimulai, dosen memperkenalkan diri dan dosen juga meminta mahasiswa untuk memperkenalkan dirinya masing-masing, terutama asal tempat tinggalnya. Waktu terus berjalan hingga giliran siska untuk memperkenalkan diri.
“Assalamualikum, nama saya siska rian noviyani, asal dari kubu raya tepatnya di rasau jaya satu” ujarnya
“wahhh, jauhnya, masih banyak hutan kan disana” ujar salah satu teman dikelas, ^^
***
Hari pertama perkuliahan selesai. Waktunya menempuh perjalanan jauh lagi untuk sampai dirumah.
“samapi ketemu besok lagi” ujar temen-temen kampus.
Setelah menempuh perjalanan hamper 1 jam akhirnya siska tiba dirumah. Saat sampai dirumah, ternyata rumah masih kosong. Seperti biasa kedua orangtua siska masih dibertani disawah. Siska pun mengambil kunci rumah ditempat biasa untuk menyimpan kunci.
asaalamualaikum” ujar siska saat memasuki rumah. (Setidaknya ada malaikat yang akan menjawab salamnya piker siska)
            Setelah memasuki rumah, dan membereskan barang bawaan saat kekampus tadi. Siska melanjutkan tugasnya dirumah, mulai dari membersihkan rumah, memasak dan yang lainnya. Selagi masih sempat maka sebisa mungkin siska meringankan beban kedua orangtuanya. Ia berfikir kedua orang tuanya telah susah payah mencarikan biaya untuk kuliah dan masih disibukkan lagi dengan pekerjaan rumah, dan ini juga menjadi alasan siska selalu absen untuk mendaftarkan diri dalam kegiatan organisasi.
Karna bagi siska kedua orangtuanya jauh lebih membutuhkannya dibandingkan organisasi dikampus, karna jika organisasi dikampus masih ada teman-teman lain yang bias menanganinya, tapi jika kedua orang tuanya, hanya ia yang bias membantunya. Karna bagi siska “orangtua adalah segalanya, segala sesuatu yang dapat meringankan beban mereka, sebisa mungkin akan ia lalukan. Termasuk dalam hal kecil sekalipun. Dan sisak selalu berusaha untuk membuat kedua orangtuanya bahagia”. Karan ayah sisa pernah berkata “jangan sampai hidupmu susah seperti bapak, maka dari itu bapak akan berusaha untuk membiayai kuliahmu”. Hal ini yang selalu menjadi semangat siska untuk lebih giat untuk membahagiskan kedua orangtuanya.

***

            Tidak terasa perkuliahan telah berjalan selama 2 bulan. Dan saat ini siska telah mengenal teman-teman sekelasnya. Dan minggu ini merupakan minggu pertama dimulainya praktikum. Praktikum pertama yakni praktikum Biologi Umum. Praktikum pertama ini tentang pengenalan sel hewan dan sel tumbuhan.

“potong tipis bawang merah dan batang singkong, letakkan di kaca objek dan ditetesi aquades, selanjutnya dimati dengan microskop, ini untuk sel tumbuhan” “dan untuk sel hewan, ambil goresan dari mukosa mulut, selanjutnya diletakkan pada kaca objek, dan ditetesi alcohol dan diamati menggunakan microskop” ujar asisten saat praktikum.

“coba potong tipis bawangnya, sis” ujar seli sambil ia mencoba memotong tipis batang singkong.
“iya.. ^^” jawab siska.
Setelah didapatkan perbesaran yang pas. Siska pun melihat bagaimana perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan. Dan ia pun merasa takjub dengan kebesaran Allah yang telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan begitu detail.
***
Sudah hampir satu semester perkuliahan dimulai. Disini waktu untuk Ujian Akhir Semester diadakan. Dimana semua mahasiswa wajib untuk mengikutinya. Termasuk siska dan teman-teman sekelasnya. Saat ujian dilaksanakan, disinilan segala macam suasana menjadi satu, ada yang tegang, santai, riuh dan suasana menyenangkan bahkan lucupun terjadi.

“……………….…..” suasana tenang saat pengawas berada dikelas.
hust…hust…hust….” Ujar beberapa mahasiswa saat pengawas keluar kelas karna bosan.

Disinilah penjual ikan pun mulai beraksi, suasana menjadi riuh karna mahasiswa saling berbisik-bising untuk membantu teman dalam memecahkan soal. Hahahaha……^^. Dan saat pengawas datang beberapa mahasiswapun jadi salah tingkah. Ada yang berpura-pura mikir, ada yang berpura-pura meminjam tip-x, dan ada yang berpura-pura sedang menulis jawaban.
“sudah selesai,” ujar pengawas saat memasuki kelas.
“belum buk” ujar seluruh mahasiswa.
***
Setelah 2 minggu ujian akhir semester maka disini saatnya mahasiswa mendapatkan libur semester sambil menunggu nilai keluar.  Dan selama liburan ini siska menggunakan waktunya untuk membantu kedua orang tuanya, karna selama siska menjalani kuliahnya dia sering melalaikan tugasnya untuk membantu kedua orang tuanya.
***
Liburan telah usai, disini dimana semua memulai aktifitas perkuliahan lagi. Bertemu dengan teman-teman sekelsa lagi. Hari pertama masuk kuliah lagi. Dihari pertama ini dosen masih belum masuk kelas untuk memberikan pelajaran. Tapi teman –teman kelas siska semuanya telah hadir dikelas dengan membaw berbagai oleh-oleh dari kampong halaman.

“mana oleh-olehnya” ujar salah satu mahasiswa
“ayo-ayo keluarkan semua oleh-olehnya” ujar teman yang lain

Dan semuanyapun mengeluarkan oleh-oleh yang telah dibawa dari kampung halaman. Dan disinilah rasa kekeluargaan itu selalu terjalin. Kebersamaan yang telah dilewati selama satu semester membuat  mereka mengenal satu sama lain.
“teman adalah orang paling menyenangkan untuk kita ajak berpetualang dalam hidup, dimana rasa kekesalan dan lelah akan hilang saat melakukan hal konyol dengan mereka” ujar siska dalam hati.
***
Sudah satu semester telah siska lalui bersama teman-temannya. Dan sekarang bagi siska untuk menapaki semester selanjutnya hingga ia dan teman-teman yang telah ia anggap seperti keluarganya sendiri dapat menggunakan toga bersama, bahagia bersama dan dapat membahagiakan kedua orangtua masing-masing.

“semua berjalan sesuai takdir. Takdir merupakan kunci dari segalanya Tidak perlu takut untuk menghadapi cobaan, karena semuanya ssudah tersirat dalam masing-masing takdir manusia”


Begitu juga dengan siska takdir yang membawanya untuk membahagiakan kedua orangtuanya dengan menyelesaikan studinya dan meraih cita –citanya melalui Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dan takdir juga yang mengenalkan siska pada teman-temannya yang berasal dari berbagai daerah. Dan takdir juga yang membuat siska serta teman-temannya menjadi keluarga dalam ruang lingkup kelas pendidikan biologi.

Minggu, 22 November 2015

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF

PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT 1:
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif.

II. Dasar Teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton polihidroksil atau turunannya selain itu, karbohidrat disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang disebut oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbihidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Karbohidrat juga berperan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya warna, rasa, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk metabolisme lemak dan protein (Poedjiadi, 2006).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen, yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O, misalnya rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). senyawa ini pernah disangka “ hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbonn” merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya polihidroksi al-dehida dan keton atau keturunan dari mereka. (Ngili, 2009).

Didalam makanan, terdapat 2 kelompok besar karbohidrat yaitu (Sediaoetama, 1985):
1. karbohidrat yang tersedia (available carbohydrate) yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan diserap sebagai karbohidrat di dalam tubuh. Bentuk karbohidrat ini meliputi monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida b- glukan.
2. Karbohidrat yang tidak tersedia (unavailable carbohydrate) yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis sehingga tidak dapat diserap. Bentuk karbohidrat yang termasuk kelompok ini adalah oligosakarida (rafinosa), disakarida (laktolosa), polisakarida b-glukan dan serat.
Sedangkan menurut struktur atau jumlah molekulnya karbohidrat terbagi menjadi (Sediaoetama, 1985) :
1. Monosakarida terdiri dari 2 golongan yaitu aldosa dan ketosa. Contoh dari monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, mannosa, fruktosa dan sorbosa.
2. Oligosakarida polimer dari 2-10 monosakarida, jika lebih dari 10 unit monogliserida, disebut polisakarida. Contoh dari oligosakarida yaitu
a. Disakarida, terdiri dari dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Contoh : laktosa, maltosa, dan sukrosa.
b. Trisakarida contohnya raffinosa dan melezitosa.
c. Tetrasakarida, contohnya stakhiosa.
3. Polisakarida, terdapat dua jenis yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Contoh : pati, selulosa, gum, pectin, inulin dll.
Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Metode Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif. (Sumanto, 1995)
penelitian kualitatif adalahmenemukan teori dan data. Peranan teori baru atau verifikasi teori baru akantampak sewaktu analisis data ini mulai dilakukan. Tahapan analisis datamerupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dengan tahapan-tahapan lainnya.Data primer dan sekunder dianalisis secara kualitatif, melalui verstehen atau interpretasi atau juga disebut dengan tafsir. Data kualitatif adalah data yang nonangka, yaitu berupa kata, kalimat,pernyataan dan dukumen. Jenis data kualitatif dianalisis dengan menggunakanteknik kualitatif. (Sumanto, 1995)

Uji-uji yang akan dilakukan saat praktikum yakni (Sumanto,1995):
1. Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Prinsipnya yakni Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H₂SO₄ dengan hati-hati melalui dinding tabung agartidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
2. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Prinsip kerjanya dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknyaendapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
3. Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna merah bata. Prinsip kerjanya Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan ujidicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkandengan monosakarida menghasilkan endapan Cu₂O berwarna merah bata.
4. Uji seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketos. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah bata. Sedangkan jika berubah warna menjadi kuning berarti tidak menunjukkan adanya karbohidrat dalam sampel tersebut . uji seliwanoff dilakukan dengan cara melarutkan 0,05 gr resoresional dalam 100 mL HCL encer. Prinsip kerjanya yakni Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkandengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan denganterbentuknya larutan berwarna merah orange.
5. Uji Iodium
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Prinsip kerjanya yakni Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.
6. Uji moore
Prinsip percobaan uji Moore adalah berdasarkan oksidasi dan pemanasan senyawa karbohidrat menghasilkan senyawa komplek berwarna coklat dengan bau yang khas (bau karamel). Uji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan gugus -OH.
III. Alat dan Bahan
III.1. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Batang pengaduk Sedang 4
2 Corong gelas Sedang 6
3 Gelas beaker 200 mL 6
50 mL 6
4 Gelas ukur 100 mL 4
50 mL 6
5 Kaca arloji Sedang 4
6 Neraca analitik Sedang 1
7 Penangas air Sedang 1
8 Penjepit kayu Sedang 6
9 Pipet tetes Sedang 6
10 Spatula Sedang 4
11 Tabung reaksi Sedang 12

III.2. Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi jumlah
1 Air - 400 mL
2 Larutan a-naftol - 10 gr
3 Larutan asam sulfat pekat - -
4 Larutan amilum - 10 mL
5 Larutan fruktosa - 10 mL
6 Larutan glukosa - 10 mL
7 Larutan sukrosa - 10 mL
8 Padatan CuSO₄ - 1,73 gr
9 Padatan I₂ - -
10 Padatan kalium natriun tatrat - -
11 Padatan KI - 1 gr
12 Padatan natrium sitrat - 17,3 gr
13 Padatan Na₂CO₃ - -











IV. Prosedur Kerja
IV. 1. Pembuatan Reagen
a. Pembuatan reagen moore



Dilarutkan dalam hingga volume mencapai 100 mL.


b. Pembuatan reagen seliwanoff


Dilarutkan dalam (satu bagian yang telah dicampurkan dengan 2 bagian


c. Pembuatan reagen barfoed

Dilarutkan dalam
ditambahkan


d. Pembuatan reagen molish

Dilarutkan dalam



e. Pembuatan reagen benedict

Dilarutkan dalam
Diaduk dan disaring
+ Yang telah dilarutkan dalam
Kedua larutan dicampur kemudian ditetapkan hingga 100 mL

f. Pembuatan reagen iodium

Dilarutkan dalam
+ Dan diaduk
+ Hingga volumenya tepat 100mL


IV. 2. Pengujian
a. Uji moore

Dimasukkan dalam
+
Dipanaskan dalam selama 5 menit
Diamati perubahan warna dan bau




b. Uji seliwanoff

Dimasukkan dalam
+
Dipanaskan 30-60 detik
Diamati perubahan warna yang terjadi

c. Uji barfoed

Dicampurkan dengan dalam
Dipanaskan dalam selama 5 menit
Diamati perubahan warna dan endapan

d. Uji molisch

Disiapkan dalam
+ Dan diaduk
+ Melalui dinding tabung
Diperhatikan dan dicatat warna dan bentuk pada bidang batas kedua latutan





e. Uji benedict

Dicampur dengan dalam
Diaduk dan dididihkan pada
Diperhatikan dan dicatat hasilnya


f. Uji iodin

Dimasukkan dalam
+
Diamati perubahan warnanya



V. Table Pengamatan
No Perlakuan pembuatan reagen Hasil
1 Pembuatan reagen moore
- 10 gr NaOH dilarutkan dalam air hingga volumenya mencapai 100 mL
2 Pembuatan reagen seliwanoff
- - 0,05 gr resoresional dilarutkan dalam 100 mL HCL encer (satu bagian HCL pekat yang telah dicampurkan dengan 2 bagian akuades)
3 Pembuatan reagen barfoed
- - 13,3 gr tembaga (II) asetat dilarutkan dalam 200 mL akuades dan disaring.
- - ditambah 1,9 mL asam asetat glasial
4 Pembuatan reagen molisch
- - 10 gr a-naftol dilarutkan dalam 100 mL 95 % etanol
5 Pembuatan reagen benedict
- - 17,3 gr dan 100 gr Na₂CO₃ dilarutkan dalam 30 mL air diaduk dan disaring
- - ditambah 1,73 gr CuSO₄ yang telah dilarutkan dengan 10 mL air
- - kedua larutan dicampurkan dan ditetapkan hingga 100 mL
6 Pembuatan reagen iodium
- - 1 gr KI dilarutkan dalam 10 mL air
- - ditambah 0,25 gr iodine dan diaduk
- - ditambah air hingga volumenya tepat 100 mL




No Perlakuan pengujian sampel hasil
1 Uji moore
- - 3 mL larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 1 mL reagen moore
- - dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit dan diamati
2 Uji seliwanoff
- - 3 mL reagen seliwanoff dimasukkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 3 tetes larutan sampel dan dipanaskan selama 30-60 detik dan diamati
3 Uji barfoed
- - 3 mL reagen barfoed dicampur dengan 1 mL larutan sampel kedalam tabung reaksi
- -dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit dan diamati
4 Uji molisch
- - 1 mL larutan sampel disiapkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 3 tetes reagen molisch dan diaduk
- - ditambah 1 mL larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung dan diamati.
5 Uji benedict
- - 1 mL larutan sampel dicampur dengan 1 mL reagen benedict dalam tabung reaksi
- - diaduk dan dididihkan padapenangas air mendidih selama 3 menit dan diamati
6 Uji iodine
- - 2 mL larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi
- - ditambah 2 tetes reagen iodium dan diamati









DAFTAR PUSTAKA
Almatsier.S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta UI-Press.
Sediaoetama.A,D . 1985. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa. Jakarta : PT Dian Rakyat.
Sumanto,dkk.1995. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset.

Minggu, 08 November 2015

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN SUKSESI

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TUMBUHAN
SUKSESI


Disusun Oleh :
Nama                          : Siska Rian Noviyani
NIM                            : 131630538
Kelas                           : BIOLOGI  IV B
Kelompok                  : 6 ( Enam )






LABORATORIUM TERPADU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2015



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan bukan hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan hutan sebagai habitatnya. Terutama terdapat berbagai macam vegetasi. Vegetasi adalah berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem.
       Keseimbangan ekosistim hutan sering terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan permasalahan. Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan, atau merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat pemukiman telah merubah habitat hutan asli Secara alamiah hutan-hutan yang mendapat gangguan (kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui tahap-tahap suksesi.
      Suksesi ekologi adalah konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan. Kasus yang pertama sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus kedua disebut sebagai suksesi sekunder. Dengan demikian suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan komponen-komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu. Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan) hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen) selama beberapa generasi.
       Bersarkan paparan diatas maka dapat praktikum kali ini yakni untuk memaparkan, atau untuk merincikan tentang suksesi. Baik suksesi primer maupun suksesi sekunder. Dan bertujuan agar praktikan lebih mengetahui lagi mengenai suksesi sekunder dan primer, terutama suksesi primer karena pembahasan praktikum yang telah dilakukan iyalah tentang suksesi primer. Yang bermanfaat bagi praktikan agar lebih mengetahui tentang perbedaan antara suksesi primer dan sekunder serta mengetahui tahap-tahap dari suksei itu sendiri.
Tujuan Praktikum
       Adapun tujuan untuk pengamatan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam suatu komunitas sebagai akibat terjadinya suksesi
2.      Membedakan antara suksesi primer dan sekunder
Rumusan Masalah
       Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1.      Bagaimana perubahan yang terjadi dalam suatu komunitas sebagai akibat terjadinya suksesi?
2.      Apa perbedaan antara suksesi primer dan sekunder?
        


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Hutan
       Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai karena didalamnya terdapat keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan berupa kayu dan nonkayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata, dan sebagainya. Namun gangguan terhadap sumberdaya hutan terus berlangsung bahkan intensitasnya semakin meningkat dari tahun ketahun  (Bambang, 2011).
       Keseimbangan ekosistim hutan sering terganggu baik oleh bencana alam maupun oleh perbuatan manusia. Adanya perilaku atau tindakan manusia yang tidak bijaksana memperlakukan hutan yang menimbulkan permasalahan. Aktivitas manusia seperti membakar hutan, pembalakan liar, pengembalaan, atau merombak hutan untuk dijadikan tanaman pertanian atau tempat pemukiman telah merubah habitat hutan asli Secara alamiah hutan-hutan yang mendapat gangguan (kebakaran) atau dirombak akan kembali menjadi hutan sekunder setelah melalui tahap-tahap suksesi (Bambang, 2011).
2.2  Pengertian Suksesi Ekologi
       Suksesi ekologi adalah konsep yang mendasar dalam ekologi, yang merujuk pada perubahan-perubahan berangkai dalam struktur dan komposisi suatu komunitas ekologi yang dapat diramalkan. Suksesi dapat terinisiasi oleh terbentuknya formasi baru suatu habitat yang sebelumnya tidak dihuni oleh mahluk hidup ataupun oleh adanya gangguan terhadap komunitas hayati yang telah ada sebelumnya oleh kebakaran, badai, maupun penebangan hutan. Kasus yang pertama sering disebut juga sebagai suksesi primer, sedangkan kasus kedua disebut sebagai suksesi sekunder. Dengan demikian suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan komponen-komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu. Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan) hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen) selama beberapa generasi  (Sutomo, 2009).
       Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan organisme (Irwan, 2002).
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentukkomunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan (Arianto, 2008).
Beberapa ahli mengatakan bahwa proses suksesi selalu progresif artinya selalu mengalami kemajuan, sehingga membawa pengertian kepada dua hal, yaitu (Wirakusumah, 2003). :
1.      Pergantian progresif pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat yang ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.
2.      Pergantian progresif dalam bentuk pertumbuhan (life form).

Namun demikian perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa mencakup hilangnya jenis-jenis tertentu dan dapat pula suatu penurunan kompleksitas struktural sebagai akibat dari degradasi setempat. Keadaan seperti itu mungkin saja terjadi misalnya hilangnya mineral dalam tanah. Perubahan vegetasi seperti itu dapat dikatakan sebagai suksesi retrogresif atau regresi (suksesi yang mengalami kemunduran) (Wirakusumah, 2003). ).

2.2 Tahap-Tahap Suksesi
       6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu (Michael, 2005):
1.      Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2.      Migrasi : tersebarnya biji
3.      Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4.      Kompetisi : adanya pergantian spesies
5.      Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies
6.      Klimaks : komunitas stabil
Proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut (Michael, 2005):
1.      Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2.      Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3.      Kehadiran pemencar benih.
4.      Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
5.      Jenis substrat baru yang terbentuk
6.      Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
2.3 Macam-Macam Suksesi
        Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi yaitu (Odum, 2006) :
1.  Suksesi Primer
       Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
       Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks.Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atautidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m.
2.  Suksesi Sekunder
       Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir.
       Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
       Adapun tahapan-tahapan suksesi sekunder yaitu (Odum, 2006):
1.  Fase permulaan
       Setelah penggundulan hutan, dengan sendirinya hampir tidak ada biomasa yang tersisa yang mampu beregenerasi. Tetapi, tumbuhan herba dan semak-semak muncul dengan cepat dan menempati tanah yang gundul.
2.  Fase awal/muda
       Kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh jenis-jenis pohon pionir awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun berukuran besar yang sederhana, relatif muda/cepat mulai berbunga, memproduksi banyak benih-benih dorman ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung, tikus atau angin, masa hidup yang pendek (7- 25 tahun), berkecambah pada intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang luas. Kebutuhan cahaya yang tinggi menyebabkan bahwa tingkat kematian pohon-pohon pionir awal pada fase ini sangat tinggi, dan pohon-pohon tumbuh dengan umur yang kurang lebih sama. Walaupun tegakan yang tumbuh didominasi oleh jenis-jenis pionir, namun pada tegakan tersebut juga dijumpai beberapa jenis pohon dari fase yang berikutnya, yang akan tetapi segera digantikan/ditutupi oleh pionir-pionir awal yang cepat tumbuh.
3.  Fase Dewasa
       Setelah pohon-pohon pionir awal mencapai tinggi maksimumnya, mereka akan mati satu per satu dan secara berangsur-angsur digantikan oleh pionir-pionir akhir yang juga akan membentuk lapisan pohon yang homogen. Secara garis besar, karakteristik-karakteristik pionir-pionir akhir yang relatif beragam dapat dirangkum sebagai berikut: Walaupun sewaktu muda mereka sangat menyerupai pionir-pionir awal, pionir-pionir akhir lebih tinggi, hidup lebih lama (50-100 tahun), dan sering mempunyai kayu yang lebih padat.
       Pionir-pionir akhir menggugurkan daun dan memiliki biji/benih yang disebarkan oleh angin, yang seringkali dorman di tanah dalam periode waktu yang sangat lama. Mereka bahkan dapat berkecambah pada tanah yang sangat miskin unsur hara bila terdapat intensitas cahaya yang cukup tinggi. Jenis-jenis pionir akhir yang termasuk kedalam genus yang sama biasanya dijumpai tersebar didalam sebuah daerah geografis yang luas.
       Dalam akhir fase, akumulasi biomasa berangsur-angsur mengecil secara kontinyu. Dalam hutan-hutan yang lebih tua, biimasa yang diproduksi hanya 1- 4.5 t/ha/tahun. Setelah 50-80 tahun, produksi primer bersih mendekati nol. Sejalan dengan akumulasi biomasa yang semakin lambat, efisiensi penggunaan unsur-unsur hara akan meningkat, karena sebagian besar dari unsur-unsur hara tersebut sekarang diserap dan digunakan kembali. Sebagai hasil dari keadaan tersebut dan karena adanya peningkatan unsur hara-unsur hara yang non-fungsional pada lapisan organik dan horizon tanah bagian atas, maka konsentrasi unsur-unsur hara pada biomasa.
       Faktor-faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi kategori yaitu (Odum,  2006),:
1.  Iklim
a.  Curah hujan
       Curah hujan menentukan ketersediaan air untuk pertumbuhan dan proses-proses penting lainnya pada vegetasi). Air merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tipe vegetasi. Air dapat mengubah kadar garam tanah sehingga dapat mempengaruhi vegetasi suatu daerah. Jumlah hujan yang turun berlainan antara suatu daerah dengan daerah lainnya, tergantung dari beberapa faktor yaitu topografi, letak daerah dan letak geografis.
b.  Suhu
       Suhu di daerah tropika tidak pernah turun sampai titik beku dan kebanyakan berkisar antara 200°C dan 280°C. Suhu tropika yang tinggi disebabkan oleh sudut jatuh pancaran surya yang hampir tegak. Perubahan tahunan panjangnya hari yang hanya kecil, dan kapasitas bahan dalam lautan dan tanah. Suhu yang tinggi pada daerah tropika kebanyakan disebabkan oleh suhu minimum yang lebih tinggi dan tidak dipengaruhi suhu maksimumnya yang dekat di khatulistiwa mencapai kira-kira 300°C.
c.   Kelembapan
       Kelembaban udara dipengaruhi oleh temperatur, yaitu apabila suhu turun menyebabkan kelembaban relatif bertambah, sedangkan jika suhu naik maka kelembaban akan berkurang. Kelembaban dan suhu juga mempengaruhi dalam menentukan daerah distribusi tumbuhan terutama pepohonan.
d.  Angin
       Pengaruh angin terhadap vegetasi cukup penting. Angin memberikan pengaruh terhadap konfigrasi, distribusi tumbuhan dan juga mempengaruhi faktor ekologi lainnya seperti kandungan air dalam udara, suhu di suatu tempat melalui pengaruhnya terhadap penguapan. Angin juga mempengaruhi secara langsung vegetasi yaitu dengan menumbangkan pohon-pohon atau mematahkan dahan-dahan atau bagian-bagian lain.
e.  Cahaya
       Cahaya juga memainkan peranan penting dalam penyebaran, orientasi dan pembungaan tumbuhan. Di dalam hutan tropika, cahaya merupakan faktor pembatas, dan jumlah cahaya yang menembus melalui sudut hutan akan tampak menentukan lapisan atau tingkatan yang terbentuk oleh pepohonan. 
2.    Fisiologis
       Fisiologi yaitu meliputi faktor topografi berurusan dengan corak permukaan daratan dan mencakup ketinggian, kemiringan tanah, lapis alas geologi yang mempengaruhi pengirisan, pengikisan dan penutupan. Berbagai corak permukaan tanah itu berpengaruh pada sifat dan sebaran komunitas tumbuhan.
3.    Edatik
       Tanah membentuk lingkungan untuk sistem akar yang rumit pada tumbuhan dan bagian bawah tanah lainnya seperti rhizoma, subang dan umbi lapis maupun untuk sejumlah jasad tanah. Tanah juga secara terus menerus menyediakan air dan garam mineral. Dapat berdiri tegaknya tanaman di atas tanah merupakan masalah yang peka. Beberapa jenis tanaman tidak dapat tumbuh pada pada tanah jenis tertentu kecuali jika pohon itu telah tersesuaikan secara khusus. 
4.  Biotik
       Meliputi pengaruh jasad kehidupan baik hewan maupun tumbuhan. Pengaruh itu dapat langsung ataupun tidak langsung dan dapat merugikan atau menguntungkan tumbuhan tersebut. Di dalam hutan banyak terdapat tumbuhan, komunitas tersebut berinteraksi satu sama lain dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.   















BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
       Praktikum Ekologi Tumbuhan tentang Suksesi dilaksanakan pada tanggal  11 April 2015, pada pukul 15.30- selesai wib, bertempat di Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3.2 Alat
       Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan alat-alat yang digunakan yakni laptop, infokus.
3.3 Bahan
       Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahan-bahan yang digunakan yakni video
3.4 Cara Kerja
1.      Praktikan mencari video tentang suksesi yang berbeda dengan kelompok lain.
2.      Praktikan mempelajari dan memahami isi video tersebut termasuk pengertian suksesi, macam-macam suksesi dan tahap-tahap suksesi.
3.      Praktikan menyiapkan bahan dan alat yang menunjang saat melakukan dipresentasikan.
4.      Praktikan mempresentasikan video yang telah dipelajari kepada asisten dan kepada praktikan-praktikan yang lainnya.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
       Komposisi spesies dalam komunitas akan bervariasi sepanjang waktu dimana di beberapa tempat kelimpahan spesiesnya menurun, sedangkan yang lain meningkat. Beberapa gangguan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yang penting. Gangguan yang lainya mungkin sangat besar /kuat sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan, yang dapat menimbulkan perubahan pada komunitas awal.
       Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesiSuksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses perubahan ini akan membentuk suatu komunitas baru yang akan mengganti komunitas lama yang telah rusak karena adanya gangguan tadi. Proses suksesi tumbuhan dimulai segera setelah terbentuknya area daratan yang mampu menunjang tumbuhan yang dibentuk. Kecenderungan untuk semua suksesi tumbuhan berakhir dalam komunitas klimaks yang disebut konvergensi.
       Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas.
       Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama. Namun yang dianut oleh ahli- ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi kehidupan organism.
       Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi Primer
       Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
b.Suksesi sekunder
       Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan.
       Berdasarkan praktikun yang telah dilakukan yakni tentang mempresentasikan video yang telah didapat yakni tentang video suksesi primer. Dapat diketahui bahwa suksesi primer adalah suksesi yang dimulau dari tempat yang tidak memiliki vegetasi dan lama kelamaan dalam waktu yang cukup lama maka akan terbentuk vegetasi yang klimaks (komunitas klimaks atau stabil). Komunitas klimaks atau stabil adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
       Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tahapan suksesi primer yakni terdapatnya lahan kosong ( tahap nudasi ). Kemudian lahan kosong tersebut terdapat batu dan karena factor abiotik terutama factor dari angin menyebabkan spora atau biji tersebar ( tahap migrasi ), dari praktikum yang telah dilakukan biji yang tersebar disini berupa spora dari lichens kemudian biji tersebut menempel atau terjatuh tepatnya pada batu. Setelah spora lichens hinggap pada batu, kemudian spora tersebut tumbuh, karena lichens memiliki adaptasi lingkungan yang cukup tinggi menyebabkan lichen dapat hidup pada batu maupun pada daerah yang beriklim ekstrim. Lichens merupakan tanaman piuner, yankni tanaman perintis atau tanaman awal yang memulai terbentuknya vegetasi. Setelah lichens tumbuh pada batu kemudian lichens tersebut menghasilkan senyawa asam yang mulai merusak batu atau melapukkan batu . Licheses bergabung dengan tanaman kecil dan lumut yang dapt tumbuh dibebatuan tersebut. Kemudian serangga dan binatang kecil mulai mendatangi tempat tersebut untuk mencari makan dan untuk bertenpat tinggal. Selanjutnya batu terus mengalami pelapukan oleh senyawa asam yang dihasilkan oleh lichens dan tanah sederhana mulai terbentuk dengan suhu dan kelembaban tertentu.  Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien padatanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Kemudian setelah tanah mulai terbentuk, tumbuhlah tanaman seperti tanaman paku (pakis). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan setelah tanaman pakis tersebut tumbuh, dan karena tanah yang ada pada area tersebut juga sudah mulai baik maka tumbuh juga rumput serta tanaman lainnya seperti bunga. Setelah berbagai tumbuhan seperti paku, rumput dan tumbuhan bunga hidup pada area tersebut, maka terjadilah kompetisi antar tanaman untuk tetap bertahan hidup yang disebut tahap kompetisi. Tanaman yang tidak dapat bertahan hidup akan mati dan akan menjadi unsure yang juga membuat tanah pada area tersebut menjadi lebih baik lagi. Kemudian serangga serta hewan baru mulai datang untuk mencari makan pada tanaman dan bunga yang ada pada area tersebut. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, selanjutnya terjadilah perubahan habitat yang ada pada lahan kosong tadi yang dikarenakan oleh aktivitas spesies atau aktivitas makhluk hidup yang tinggal pada area tersebut yang disebut dengan tahap reaksi. Kemudian setelah tanaman seta organism tadi terdapat pada area tersebut, maka organism serta tanaman tadi mulai tumbuh terus menerus, seperti tumbuhnya atau berkembangnya tanaman tadi dan mulai tumbuhlah pepohonan serta juga mulai berkembangnya makhluk hidup yang ada pada area tadi dan juga mulai datang makhluk hidup lainnya seperti rusa, burung dan hewan lainnya. Yang kemudian hewan tersebut membangun habitat baru dan lingkungan bagi spesies baru dan juga area tadi sudah mulai atau lebih lengkap tumbuhan serta hewannya dan tahap ini biasa disebut dengan tahap klimaks. Yang ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
       ciri-ciri dari suksesi Primer, antara lain :
1.      Berkembang pada sustrat baru
2.      Terbentuk vegetasi baru
3.      Ekosistem awal habis total
       Berdasarkan pengamatan tentang suksesi yang telah dilakukan. Walau praktikan tidak mengamati tentang suksesi sekunder. Praktikan akan membahas sedikit tentang suksesi sekunder. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan atau substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Misalnya seperti penebangan pohon disalah satu kawasan hutan di Indonesia. Dalam penebangan pohon tersebut, pohon ditebang tidak habis sampai ke substratnya. Melainkan masih tertinggal substrat yang akan menyebabkan tumbuhnya komunitas pohon yang baru tetapi komunitas pohon yang baru tersebut merupakan komunitas pohon yang sama dengan komunitas pohon sebelumnya. Dan setelah komunitas menjadi kompleks, maka hutan yang ada dikawasan ini disebut dengan hutan sekunder.
       Berdasarkan praktikum yamg telah dilakukan, perbedaan antara suksesi sekunder dan suksesi primer adalah. Jika suksesi primer disebabkan oleh bencana alam yang dapat membuat semua area tersebut menjadi kosong dan tidak terdapat satupun komunitas yang ada pada area tersebut. Sedangkan suksesi sekunder disebabkan oleh bencana maupun ulah tangan manusia tapi tidak sampai menghabiskan komunitas maupun vegetasi yang ada pada area tersebut, melainkan masih ada substrat yang tertinggal. Kemudian pada suksesi primer dimulai dengan tumbuhan piuner. Sedangkan pada suksesi sekunder tidak di mulai dengan tanaman piuner, melainkan langsung tumbuh tanaman yang tersisa dari substrat tanaman sebelumnya. Dan apabila suskesi primer telah mencapai pada komunitas yang klimaks, maka hutannya disebut dengan hutan primer. Sedangkan pada suksesi sekunder apabila telah mencapai pada komunitas klimaks, maka hutannya disebut dengan hutan sekunder.
       Faktor yang mempengaruhi proses suksesi, yaitu: luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan, jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu,
kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut,
iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan, serta jenis substrat baru yang terbentuk.  Dapat pula disebabkan oleh faktor penyebaran bibit tanaman dengan bantuan angin sehingga dapat tumbuh di tempat itu.
Selain faktor tadi, masih ada berbagai faktor lain yang turut menentukan rentan suksesi misalnya kompetisi Kompetisi antar spesies tunggal untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia sangat menentukan jenis spesies baru yang menghuni komunitas baru.
       Selama proses suksesi akan terjadi perubahan yang mengarah kepada perkembangan atau kemajuan kondisi habitat yang mendukung terbentuknya komunitas baru. Beberapa perubahan itu antara lain:
a.         Adanya perkembangan sifat substrat (tanah)
b.         Adanya peningkatan densitas, tinggi tumbuhan, dan struktur komunitas yang semakin kompleks
c.         Adanya peningkatan produktivitas komunitas sejalan dengan perkembangan sifat substrat
d.        Adanya peningkatan jumlah spesies organisme sampai tahap tertentu dalam proses suksesi
e.         Adanya peningkatan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai (sejalan) dengan peningkatan jumlah spesies organisme
f.          Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks





BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan yakni:
1.      Suksesi adalah proses perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap- tahap dalam waktu yang lama.
2.      Suksesi yang praktikan amatti yakni mengenai suksesi primer, dimana suksesi tersebut bermula dari lahan yang kosong (tahap nudasi), kemudian terjadi persebaran biji tumbuhan perintis atau piuner yani lichens (tahap migrasi), kemudian mulai tumbuh berbagai macam tanaman dan terjadi kompetisi antar tanaman (tahap kompetisi), selanjutnya mulai berdatangan berbagai spesies yang melakukan aktivitas pada area tersebut yang menyebabkan perubahan pada area tersebut (tahap reaksi). Dan selanjunya mulai tumbuh berbagai tanaman maupun pohon dan mulai banyak hewan yang tinggal diarea tersebut yang menyebabkan komunitas menjadi lebih komples dan stabil (tahap klimaks).
5.2 Saran

       Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan sebaiknya praktikan lebih serius lagi dalam melakukan praktikum tentang suksesi, dan praktikan juga diharapkan lebih seirus dalah mempresentasikan hasil dari pengmatan tentang suksesi, baik suksesi primer maupun seuksesi sekunder.